SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Gelaran temu muka (gathering) yang dihelat Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN), Kementerian Perdagangan, dimaksudkan untuk menyinergikan semua potensi, jaringan serta menjadikannya wadah dialog eksportir nasional terkait kendala, hambatan, dan permasalahan yang dihadapi para pelaku ekspor, sehingga ada solusi bersama. Khususnya bagi para penerima Primaniyarta tahun 2017 ini, demikian dikemukakan Direktur Jenderal PEN Arlinda, di Auditorium Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (6/6).
Gathering Primaniyarta ini selanjutnya menjadi dasar peningkatan kualitas penyelenggaraan pemberian penghargaan Primaniyarta di tahun-tahun mendatang. Kementerian Perdagangan selaku pembina sektor perdagangan mengedepankan pada tiga kebijakan utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang terdiri dari upaya meningkatkan pertumbuhan kinerja ekspor dan perluasan akses pasar yang berkelanjutan, meningkatkan perdagangan dalam negeri yang bertumbuh dan berkualitas, dan tata kelola pemerintahan yang baik di sektor perdagangan, tambah Arlinda.
Seperti diketahui Presiden RI Joko Widodo pada 30 Januari 2017 lalu mengeluarkan Kebijakan Fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor bagi Industri Kecil dan Menengah (KITE-IKM) dan dalam temu muka ini menjadi topik pembahasan guna memaksimalkan upaya menggenjot ekspor IKM melalui insentif fiskal dan kemudahan ekspor yang diharapkan membuat IKM lebih bergairah. Dimana ekspor dapat meningkat, kontribusi terhadap produk domestik bruto lebih besar, dan penyerapan tenaga kerja lebih tinggi.
Oleh karenanya, dalam kesempatan ini, Dirjen Arlinda memaparkan bahwa sebagai alternatif solusi pembiayaan ekspor, LPEI bekerja sama dengan Standard Chartered Bank telah memformulasikan skema khusus pembiayaan ekspor untuk membantu dunia usaha Indonesia, terutama penerima penghargaan Primaniyarta.
Dan dari Indonesia Eximbank, ada fasilitas pembiayaan ekspor dengan skema komersial yang dapat menjadi alternatif pembiayaan seperti berupa pembiayaan modal kerja ekspor, pembiayaan investasi, penjaminan, asuransi, dan fasilitas trade finance. Selain juga disampaikan ragam pembiayaan ekspor (skema pembiayaan ekspor khusus) oleh Standard Chartered Bank dan Indonesia Eximbank, yakni berupa diskonto wesel ekspor yang dapat membantu kelancaran cash flow para eksportir.
Seperti diketahui, perusahaan penerima penghargaan Primaniyarta ini dinilai memiliki keunggulan yang dapat diandalkan untuk bersaing di pasar ekspor dan memiliki pasar tujuan ekspor yang sangat beragam di pasar tradisional maupun nontradisional. Disamping memiliki kinerja ekspor terbaik, keuangan sehat, dan tidak tersangkut masalah hukum dalam bidang perbankan, pajak, bea cukai, lingkungan, maupun masalah ketenagakerjaan, lanjutnya lagi.
Sementara itu, Mendag Enggartiasto Lukita dalam pesannya meminta agar perusahaan penerima Primaniyarta bisa membangun jejaring yang sebaik-baiknya untuk membangun komunikasi dan pertukaran ilmu, antar para pengekspor agar jejaring lebih luas lagi.
Dalam mendukung peningkatan ekspor, jajaran Kementerian Perdagangan senantiasa melakukan upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan ekspor bagi para pelaku usaha. Hal ini sebagai upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, melalui peningkatan kinerja ekspor dan perluasan akses pasar. Kualitas pelayanan, termasuk di dalamnya perbaikan dari sisi pemberian apresiasi pemerintah kepada pelaku ekspor berprestasi, melalui penghargaan Primaniyarta, juga menuntut perbaikan berkelanjutan yang salah satu masukan perbaikannya akan diperoleh melalui acara gathering ini.
“Semoga pertemuan ini bisa membantu peningkatan ekspor dan mewujudkan tujuan pemerintah untuk meningkatan kinerja ekspor nasional. Sekaligus menginspirasi semua pihak dan bersama-sama kita membangun sinergi menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkedaulatan dan berkeadilan,” papar Arlinda.
Sedangkan Country Head of Corporate Affairs Standard Chartered Bank Indonesia, Dody Rochadi, dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa sebagai bank internasional yang telah melayani sejak 1863, Standard Chartered terus berkomitmen penuh mendukung kliennya dalam memfasilitasi pertumbuhan kekayaan dan bisnis mereka, khususnya menghubungkan mereka dengan jaringan internasional.
Apalagi Standard Chartered Bank Indonesia, menjadi satu-satunya bank internasional yang berada di sepuluh negara ASEAN, serta memiliki jaringan global yang tersebar di tiga pasar dinamis yaitu Asia, Afrika, dan Timur Tengah. Selain memiliki sejarah kaya selama lebih dari 152 tahun berada di Indonesia dan memiliki hubungan kerja sama yang telah terjalin baik dengan para klien berharganya, tambah Dody.
Primaniyarta merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan Pemerintah Indonesia melalui Kemendag kepada eksportir yang dinilai paling berprestasi di bidang ekspor dan dapat menjadi tauladan bagi eksportir lain.
Pemberian Penghargaan Primaniyarta 2017 dikelompokkan dalam 4 kategori, yakni Kategori Eksportir Berkinerja, Kategori Pembangun Merek Global, Kategori Eksportir Potensi Unggulan Ekspor, dan Kategori Eksportir Pelopor Pasar Baru. Persyaratan utama Primaniyarta adalah tidak bermasalah dengan perbankan, perpajakan, lingkungan industri, ketenagakerjaan, dan merek.
Sejak penyelenggaraannya pada 1992 hingga 2016, telah terpilih sebanyak 334 perusahaan penerima Penghargaan Primaniyarta. Sedangkan penerima Primaniyarta selama 1992-2016 yang menerima penghargaan sebanyak 6 kali yaitu PT Bio Farma (Persero), PT Bitratex Industries, PT Gajah Tunggal Tbk, PT Indesso Aroma, dan PT Indorama Synthetics Tbk; menerima sebanyak 7 kali yaitu PT Bumitangerang Mesindotama, PT Selamat Sempurna Tbk, dan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia; menerima sebanyak 8 kali penghargaan yaitu PT Growth Asia dan PT Megasurya Mas; serta eksportir yang menerima Primaniyarta sebanyak 11 kali adalah PT Musim Mas.
Di sela-sela Gathering Penerima Penghargaan Primanyarta 2017, Ari Satria, Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, berharap dapat memotivasi dunia usaha agar lebih menggiatkan upaya meningkatkan ekspor non migas serta mendorong pertumbuhan jumlah pelaku ekspor yang terampil dan handal, sehingga dapat memacu pertumbuhan ekspor non migas. Dan segenap peserta dapat terus berkreasi dan berinovasi menghasilkan produk Indonesia yang memiliki ciri khas tersendiri, dengan kualitas yang dapat bersaing dengan produk negara lain, pungkasnya. (ist/tjo; foto tim