SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Penyewaan peralatan sanitasi (portable restroom, red) dalam ajang Asian Para Games 2018 diduga tak sesuai standard bagi kaum disabel sehingga memberikan ketidaknyamanan bagi para kaum disabilitas. Karena dari pantauan di lapangan ditemukan sejumlah toilet yang sudah sesuai standard, namun ada juga beberapa portable restroom yang tidak sesuai standard.
Seperti diketahui penyewaan peralatan sanitasi untuk Asian Para Games 2018 dilakukan INAPGOC kepada beberapa tenant seperti dari sewatoilet.com, gotoilet, dan varda portable restroom. Sebagai contoh gotoilet mendapatkan 10 lokasi, varda portable restroom 21 lokasi dan sisanya dari sewatoilet.com sepanjang perhelatan ini.
Panitia penyelenggara Asian Para Games (INAPGOC) telah menyediakan toilet portable di sekitar venue pertandingan untuk memfasilitasi atlet atau penonton penyandang disabilitas lebih khususnya bagi pengguna kursi roda. Yang dimaksud dengan toilet ramah Difabel adalah fasilitas sanitasi yang aksesibel untuk semua orang, termasuk penyandang disabilitas dan lansia pada bangunan atau fasilitas umum lainnya. Aksesibilitas bangunan termasuk toilet telah diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) Nomer 60 Tahun 2006.
Tapi fakta menemukan beberapa toilet tidak sesuai spesifikasi yang diajukan dalam Lelang Pengadaan Toilet, seperti pada lelang nomor : 171.34/PENG-PA/INAPGOC.D1/IX/2018 dengan nilai hampir Rp 6,3 Miliar. Dimana pembuatan portable restroom menggunakan bahan multipleks dan menggunakan tirai tanpa pintu. Apalagi dari segi keamanan bagi atlet penyandang disabilitas, kondisi akses toilet sangat mengkuatirkan. Pasalnya dari keamanan terlihat tangga yang tinggi. Sehingga jika menggunakan kursi roda terlalu tinggi dan ada komponen lainnya yang membuat tidak nyamannya disabilitas untuk menggunakan toilet tersebut.
Portable restroom tak sesuai standard ini bisa ditemui di GBK Sports Complex – Tennis Indoor Stadium, Venue GBK Archer. Dan Wakil Ketua INAPGOC, Sylvina Murni, juga selaku Deputi Gubernur Bidang I Pariwisata berjanji untuk menindaklanjutinya.
Toilet portable restroom dalam ajang Asian Para Games 2018 selayaknya berstandard internasional karena berpotensi melanggar Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perlindungan Penyandang Disabilitas; Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3702); dan Undang Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.
Sepertinya, toilet adalah “hal remeh temeh”, apalagi untuk penyandang disabilitas. Dan seringkali, justru toilet umum, sangat tidak mendapat perhatian, dianggapnya toilet adalah tempat yang ‘kotor’, menjijikan dan tidak memiliki ‘nilai jual’. Tetapi toilet sangat dibutuhkan oleh manusia.
Lama kelamaan, toilet berubah fungsinya. Dari sekedar buang hajat, di beberapa negara maju, toilet merupakan ‘tempat keluarga’, dengan kursi kursi yang nyaman, kaca besar serta tempat berdandan. Juga di ruang public, terutama di mall baru. Toilet semakin cantik, dengan kaca kacanya serta jenis sanitary, sesuai dengan perkembangan jaman. Bahkan toilet toilet di mall besar, menjadi icon cantik, dengan desain desain khasnya.
Lalu, bagaimana dengan toilet khusus untuk penyandang disabilitas di negeri ini, apalagi dalam ajang Asian Para Games 2018 yang selayaknya berstandard internasional.
(bgck; foto ist