SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Menjawab tantangan pasar yang terus berkembang, PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, pada tahun 2020 akan fokus pada model bisnis baru sekaligus melakukan perbaikan kualitas bisnis dengan tetap memacu pada profitabilitas. Demikian hasil Rapat Kerja Nasional PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, yang diselenggarakan sejak 9 Januari 2020 itu.
Rakernas PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, yang bertemakan “Memperkuat Budaya Inovasi dan Integritas untuk Bisnis yang Lebih Berkualitas”, dihadiri Wamen II BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, dimana Bank BTN menyampaikan fokus perseroan kedepannya yakni pada perbaikan kualitas bisnis dengan tetap memacu profitabilitas. Perseroan dengan kode saham BBTN ini, mematok target bisnisnya pada peningkatan kualitas bisnis perbankan, baik dari sisi portofolio kredit, layanan perbankan, maupun pendanaan.
“Tahun 2020, kami fokus pada perbaikan kualitas bisnis Bank BTN, baik portofolio kredit,funding maupun layanan ke nasabah karena itu lebih penting saat ini bagi Bank BTN untuk menghadapi peluang dan tantangan tahun 2020 dengan menyiapkan fondasi bisnis sejalan dengan model bisnis yang mengadaptasi dinamika pasar,” jelas Direktur Utama Bank BTN, Pahala N. Mansury, saat membuka Rapat kerja Bank BTN di Jakarta, Jumat (10/1).
Seperti diketahui, pada Rakernas ini, Direktur Utama Bank BTN, Pahala N. Mansury memaparkan target bisnis Bank BTN di hadapan Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo. Bank BTN merencanakan target bisnis yang moderat, kredit ditargetkan tumbuh sekitar 10% atau sama dengan asumsi pertumbuhan kredit yang dipatok BI yaitu sekitar 10-11% dibandingkan tahun 2019.
“Kredit tersebut akan difokuskan ke sektor perumahan khususnya KPR bagi segmen milenial. Sedangkan Dana Pihak Ketiga, Pahala mentargetkan tumbuh sekitar 14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan mengandalkan pertumbuhan dana murah,” jelas Pahala N.Mansury.
Sementara itu, terkait ketersediaan anggaran subsidi selisih bunga, Pahala menerangkan bahwa Bank BTN sudah menyikapinya dengan menyiapkan model bisnis untuk menjawab tantangan pasar KPR.
“Kami harus lebih memperkuat porsi KPR Non Subsidi dari kalangan milenial dengan inovasi produk layanan perbankan berbasis digital yang sesuai dengan kebutuhan mereka,” lanjut Pahala.
Pahala optimistis bahwa Bank BTN masih dapat menangkap peluang di segmen properti karena masih tingginya permintaan rumah kecil serta makin maraknya sentra pertumbuhan ekonomi baru akibat pembangunan infrastruktur, perkembangan tempat wisata dan akan dibangunnya ibukota baru. Disamping BTN sebagai Bank dengan pangsa pasar KPR terbesar akan terus mendukung Program Sejuta Rumah Pemerintah.
“Di tahun 2020, kami tetap berkomitmen menjadi mitra pemerintah dalam program sejuta rumah dengan membuat model bisnis yang inovatif. Dengan mengoptimalkan big data analytic, sehingga kekuatan BTN di KPR bisa ikut mendorong pertumbuhan dana murah, transaksi, serta fee based income,” jelasnya.
Sekanjutnya pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo mengapresiasi Raker Nasional BTN dengan harapan, Bank BTN dapat menghadapi tantangan yang semakin kompleks. BTN harus mampu melakukan inovasi untuk menjalankan peran sebagai BUMN dengan menjadi value creator dan berkontribusi positif mendukung pembangunan namun juga menjaga long term sustainability, papar Kartika.
Brand BTN adalah brand yang sangat baik sehingga memang ekosistem BTN harus digarap termasuk dengan para developer. Kartika pun mendorong penyelesaian backlog dengan meningkatkan KPR non subsidi dan KPR subsidi khususnya yang menyasar segmen Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), TNI, ASN, Polri dan Milenial.
“Untuk hal ini, kita harus duduk bersama dengan para pemangku kepentingan untuk mendanai Program Sejuta Rumah ini dapat kita jalankan secara efektif namun dengan risiko yang terjaga,” katanya seraya penuh harapan, dan PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menggelar Rapat Kerja Nasional untuk membahas strategi dan rencana bisnis perbankan menghadapi Tahun 2020.(BTP)