SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Pangsa komoditas bahan makanan dan minuman (mamin), khususnya rempah-rempah, sangat besar di Arab Saudi, mengalami pertumbuhan signifikan hingga 51,17℅. Demikian disampaikan Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah, Gunawan setelah melakukan kunjungan bisnis Tim Ekonomi dan Perdagangan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah ke perusahaan Salem Bin Mahfooz.
Gunawan menambahkan, pada 2015, ekspor rempah-rempah Indonesia ke Arab Saudi sampai Oktober mencapai USD 7,72 juta. Pada bulan yang sama di 2016, ekspornya melebihi target penjualan 2015 dengan capaian senilai USD 9,04 juta atau meningkat sebesar 17,09%.
Sementara Konsul Jenderal RI untuk Jeddah, Muhamad Hery Saripudin menyampaikan, ada 4 (empat) hal yang harus dipenuhi agar komoditas nonmigas Indonesia, khususnya bahan mamin, dapat berkompetisi di Arab Saudi. Yakni harga yang kompetitif, kecukupan suplai, lulus uji Saudi Accreditation and Standardization Organization (SASO) dan Saudi Food and Drug Authority (SFDA,) serta memenuhi persyaratan produk halal.
Salem Bin Mahfooz merupakan salah satu perusahaan importir rempah-rempah dari Indonesia. Perusahaan ini akan melakukan ekspansi pasar bahan mamin dari Indonesia yang sudah mendapatkan conformity assessment dari pemerintah Arab Saudi. Bahan mamin tersebut akan diekspor kembali ke negara-negara Gulf Cooperation Council (GCC) dan di Afrika, seperti Sudan, Sinegal, Maroko, dan Tunisia.
Dalam kunjungan bisnis tersebut, pihak Salem Bin Mahfooz sangat antusias untuk menambah impor bahan mamin dari Indonesia, seperti minyak goreng; kopi; dan mamin olahan.; Permintaan berbagai rempah-rempah, seperti kayu manis, cengkeh, dan kapulaga cukup besar. Berdasarkan informasi Salem Bin Mahfooz, dirinya mengimpor cengkeh dari Indonesia sebanyak 45 kontainer senilai lebih dari Rp 119 miliar setiap tahunnya.
(tjo/tony)