SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Wakil Rakyat di Senayan meminta pemerintah mengusut tuntas dugaan pembunaan terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia, Adelina Lisao (21) yang meningal pada Sabtu (10/2/208). Harus ada tindakan nyata secara cepat dari pemerintah agar tak ada lagi PMI mengalami hal serupa.
“Kami sangat terpukul atas kasus ini, kejadian ini tidak boleh terulang, “ kata ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf di ruang rapat komisi IX, Selasa (13/2/2018).
Seorang PMI asal Medan Adelino Lios tidur bersama anjing selama sebulan. Perempuan ini tampak takut merespon saat hendak dievakuasi tim penyelamat. Adelina mengalami luka parah di bagian kepala dan wajah, meninggal dunia di Rumah Sakit Bukit Mertajam, Penang, Malaysia, pada Sabtu (11/2/2018). DUA majikan Adelina yang merupakan kakak beradik tersebut, telah ditahan otoritas keamanan Malaysia.
Dede menambahkan untuk memberi perlindungan kepada pekerja migran, pihaknya telah melegalkan Undang-Undang (UU) Nomor 18 tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI). Namun politisi dari Fraksi Partai Demokrat itu menyayangkan pemerintah hingga saat ini belum membuat peraturan turunannya.
“Peraturan turunan dari UU 18/Tahun 2017 tentang PPMI harus segara turun, agar bisa dijadikan pentunjuk pelaksaan bagi kementerian terkait. Selain itu, harus ada kebijakan negara tujuan untuk memberikan satu perlindungan bagi tenaga kerja kita, melalui hubungan bilateral,” tegasnya.
Hal senada disampaikan anggota Komisi IX DPR Amelia Anggraini. Politisi dari Fraksi Nasdem ini meminta pemerintah melalui Badan Nasional Penempatan dan Perlidungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) untuk mengusut tuntas kasus dugaan pembunuhan PMI Adelina di Malaysia. Pemerintah juga diminta tetap memberikan hak-hak Adelina seperti gaji hingga asuransi kepada ahli waris.
“Miris sekali meningggal di kandang anjing dengan keadaaan yang mengenaskan. Untuk itu, pemerintah (melalui Kedubes di Malaysia) harus meminta pemerintah Malaysia agar pelaku diberi sanksi tegas sesuai hukum yang berlaku di Malaysia. ini menyakut harkat dan martabat bangsa kita,” katanya. (RB-1)