SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Hanura akhirnya secara resmi menetapkan Osman Sapta Odang (OSO) sebagai Ketua Umum dan mengangkat Wiranto sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Hanura. Dua putusan tersebut diambil secara aklamasi setelah sebelumnya mendengarkan pendapat dari seluruh ketua DPD, Ortom dan Orsap Partai Hanura pada Rabu (21/12/2016) malam di kantor DPP Hanura, Jalan Mabes Hankam, Cilangkap, Jakarta Timur.
Munaslub juga menetapkan Ketua Dewan Pembina sebagai ketua formatur, dan Ketua Umum sebagai sekretaris formatur untuk melakukan revitalisasi organisasi di tingkat pusat sesuai dengan aspirasi yang berkembang di arena munaslub.
Pada pidato singkatnya yang pertama sebagai ketum Hanura, Oso yang mengaku masih agak cangggung, menyatakan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas Munaslub yang berlangsung secara elegan dan efektif.
“Hari ini saya masih wakil ketua MPR, dan mulai malam ini saya bisa mengatakan Wakil Ketua MPR adalah Hanura”, ujar Oso yang disambut tepuk tangan yang riuh dari peserta.
Oso menyebutkan bahwa kini setidaknya ada 35 anggota DPD RI dari 13 propinsi yang sudah menyatakan bergabung ke Partai Hanura. “Sebagian dari mereka bahkan sudah hadir di ruangan ini dengan memakai atribut Hanura” kata Oso.
Oso mengajak seluruh kader untuk optimis dan bahu-membahu memenangkan target-target politik Hanura. “Izinkanlah saya menetapkan malam ini sebagai malam kebangkitan Hanura. Jika saya sebut Hanura, maka jawablah Bangkit,” kata Oso yang disambut teriakan “Hanura Bangkit” dari seluruh hadirin.
Sementara Sekjen DPP Hanura Berliana Kartakusumah mengatakan proses untuk menjadi Ketua Umum Partai Hanura, haruslah dikenal dan sebagai tokoh nasional. Wiranto, saat menjadi Ketua Umum Hanura adalah tokoh nasional dan terkenal serta tidak bermasalah secara hukum.
“Syarat tersebut dipenuhi oleh Oso. Senator asal Kalimantan Barat itu ditetapkan sebagai ketua umum dalam rapat pleno DPP Partai Hanura. Dewan Pimpinan Pusat Partai Hanura lalu menyepakati atas penunjukan Oso sebagai calon Ketua Umum ,” ujar Berliana.
Sejak Wiranto menjabat sebagai Menko Polhukam, kursi pimpinan umum partai Hanura ditinggal kosong. Wiranto memilih nonaktif dikarenakan ingin fokus di dalam kabinet kerja Jokowi-JK. Selain itu ada syarat jika pejabat negara tidak boleh merangkap jabatan, terutama jabatan politik.
Oso adalah anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Provinsi Kalimantan Barat yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua Majelis Permusywaratan Rakyat (MPR).
Presiden Jokowi dalam sambutannya berharap agar Partai Hanura walaupun sudah tidak diketuai oleh Wiranto, namun tetap menjadi mitra pemerintah. Pada kesempatan itu Presiden Jokowi juga mengeluhkan cara-cara masyarakat mengampaikan kritiknya. Saat ini, masyarakat tidak bisa membedakan kritik dengan menghina, menghasut, ujaran kebencian dan makar. Padahal perbedaan itu sangat jelas, apalagi mengenai makar. “Padahal itu beda jauh sekali,” ujar Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menambahkan, siapa pun orang boleh menyampaikan kritik apalagi melakukan unjuk rasa. Namun kalau ada hal-hal yang sifatnya mengancam kedaulatan negara seperti menjatuhkan pemerintahan maka akan ditindak tegas. “Demo setiap hari juga boleh. Tapi kalau makar tahu sendiri,” katanya.(Nams/Ek)