SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Menteri Sosial RI, Juliari P. Batubara terus memperkuat dukungan terhadap penyandang disabilitas, termasuk meningkatkan kemampuan produktif mereka sehingga bisa hidup mandiri.
“Saya minta jajaran Kemensos khususnya di UPT untuk terus bekerja penuh dedikasi dan dengan sepenuh hati, ” kata Mensos Juliari, dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (04/11).
Melalui unit pelayanan teknis (UPT) di berbagai daerah, Kemensos telah menyelenggarakan berbagai pelatihan yang mengasah keterampilan penerima manfaat.
Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual “Kartini” Temanggung termasuk salah satu UPT Kemensos yang menyelenggarakan layanan vokasional bagi Penerima Manfaat.
Mensos Juliari meluangkan kesempatan hadir ke Balai Besar Kartini dan mengapresiasi kerja seluruh pegawai Balai Besar Kartini Temanggung dalam melaksanakan pendampingan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas intelektual.
Menteri Sosial juga berkesempatan melihat produk-produk hasil karya penyandang disabilitas intelektual berupa batik ciprat, produk kerajinan tangan berupa tas, aksesoris dan lainnya.
“Saya terkesan dengan karya para penerima manfaat di sini. Dengan keterbatasan yang mereka miliki ternyata karya mereka luar biasa,” kata Juliari, yang memborong kain batik ciprat buatan penyandang disabilitas intelektual untuk dibawa ke Jakarta.
Kepada seluruh pegawai, Menteri Sosial berpesan agar melanjutkan dedikasinya dalam memberikan pelayanan bagi penyandang disabilitas. “Bekerjalah dengan hati untuk kemanusiaan,” pinta Menteri Sosial.
Dalam kesempatan berbeda, Direktur Jendral Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat mengingatkan bahwa dalam melaksanakan pelayanan sosial kepada masyarakat perlu waspada serta tetap melaksanakan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19.
Harry yang hadir dalam kegiatan pembinaan pegawai Balai Besar Kartini, mendorong balai-balai rehabilitasi sosial di daerah agar dapat berkontribusi melalui aspek-aspek pelayanan sosial dengan optimalisasi pelaksanaan kegiatan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi).
Ia mengajurkan agar layanan Atensi berbasis keluarga dan komunitas yang harus lebih banyak dilaksanaan, mengingat saat ini layanan Atensi berbasis residensial atau layanan dalam balai bagi penyandang disabilitas belum bisa dilaksanakan maksimal.
“Balai harus lebih proaktif, tidak hanya menunggu rujukan dari masyarakat. Maksimalkan SDM yang ada untuk melaksanakan Atensi bagi masyarakat, khususnya penyandang disabilitas,” pinta Harry. (Tumpak S)