SUARAINDONEWS.COM, Malang-Jelang debat resmi para pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Kota Malang, Radar Malang bekerjasama dengan Forum Masyarakat Peduli Kota Malang serta didukung oleh Kafe Social Palace, menghelat Ngopi Bareng 3 Paslon Walikota dan Wakil Walikota Kota Malang, Jumat (8/3) di Kafe Social Palace di Jalan Tondano Raya, Sawojajar, Kota Malang.
Hadir tidak saja paslon nomor urut 1 Ya’qud Ananda Gudban dan Wanedi yang diusung PDIP, PAN, Hanura, PPP dan Partai Nasdem. Disamping juga hadir paslon nomor 3, Sofyan Edi Jarwoko (tidak bersama pasangannya), yang diusung Golkar dan Demokrat. Dan paslon nomor urut 2 M Anton dan Samsul Mahmud yang diusung PKB, Gerindra dan PKS, yang sayangnya berhalangan hadir.
Ngopi Bareng 3 Paslon Walikota dan Wakil Walikota Kota Malang, yang berlangsung Jumat sore itu, dipandu langsung oleh Pemimpin Redaksi Radar Malang, untuk mengetahui secara jelas apa yang menjadi concern daripada para paslon tersebut terkait membangun dan mengembangkan ekonomi kreatif di Kota Malang, yang tidak saja tercatat sebagai Kota Destinasi Pariwisata yang banyak dikunjungi ke 5 secara nasional, mengalahkan Denpasar, sekaligus Kota yang pertumbuhan generasi muda yang kreatif dan produktif yang cukup besar ini.
Bagi Ya’qud Ananda Gudban, paslon nomor urut 1 bahwa dia bersama pasangannya yang mengusung kampanye ‘Ayo Noto Kota Malang’ itu, justeru mengajak komunitas-komunitas yang ada di Kota Malang serta para generasi mudanya untuk semakin kreatif dan inovasi dalam menuangkan gagasan-gagasannya.
Dan justeru dibawah kepemimpinannya kelak pemerintah akan mendampinginya sejak awal kreativitas serta inovasi tersebut akan diwujudkan. Bukannya justeru setelah kreativitas serta inovasi dilakukan masyarakat. Karena bagi Nanda, demikian Calon Ibu Walikota ini kerap disapa, masyarakat yang kreatif dan inovatif harus didampingi dalam mengelola potensinya yang ada. Sebab kreativitas dan inovasi dari generasi muda yang produktif tidak boleh dibiarkan begitu saja tidak terarah sehingga malah justeru berjalan kearah yang keliru dan membahayakan buat masyarakat dan dirinya.
Ya’qud Ananda Gudban ingin generasi muda Kota Malang menjadi bagian dari ‘Ayo Noto Kota Malang’. Dirinya sekaligus mengajak ‘Arek Malang’ yang sudah membesarkan di kota-kota lain untuk pulang kembali ‘memperbesar’ Kota Malang. Apakah itu sebagai individu-individu maupun sebagai bagian dari komunitas-komunitas yang ada di Kota Malang. Bahkan diharapkannya Kota Malang dapat diwujudkannya menjadi ‘One Stop Destination’ di Jawa Timur.
Sementara itu, Sofyan Edi Jarwoko selaku paslon nomor urut 3 PilWalkot dan WaWalkot Kota Malang, menyoroti bahwa hadirnya generasi muda yang kreatif, inovatif dan produktif tersebut bisa menjadi berkah sekaligus bencana bagi Kota Malang, jika tidak diarahkan dengan tepat sasaran.
Sofyan Edi menegaskan bahwa dengan ‘langkah pengabdian’-nya kelak akan menggalakan karakter kuat Arek Malang dalam mengembangkan ekonomi kreatif yakni Food and Fun. Hal ini merupakan karakter yang sudah ada di diri Arek Malang sehingga tinggal bagaimana memberikan ruang agar bagaimana dapat berperan dengan sesungguhnya.
Dengan kata lain, lanjutnya, tinggal bagaimana pemerintah nanti untuk serius dan bersungguh-sungguh mengelolanya. Bahkan bila perlu secara independen dibuat semacam Dewan Ekonomi Kreatif Kota Malang yang bukan berasal dari Dinas atau SKPD. Dewan ini merupakan pengejewantahan fungsi dan tugas ekonomi kreatif yang ada di masyarakat dan berhubungan langsung dengan Pemerintah.
Kota Malang tak hanya nanti terfokus pada Food and Fun saja, tapi juga sisi-sisi budaya yang menjadi kekayaan kearifan lokal masyarakat harus terus dihidupkan. Kota Malang generasi mudanya pun harus cerdas dan beradab karena kecerdasan butuh kecepatan namun tak menanggalkan budaya yang menjadi jati dirinya, jelas Sofyan Edi Jarwoko.
Atas paparan dari kedua paslon Walikota dan Wakil Walikota Kota Malang tersebut, Arie Arifin selaku Arek Malang yang kembali ke kota kelahirannya untuk memberikan sumbangsihnya, justeru melihat beyapa pentingnya membangun karakter dan mental masyarakat melalui contoh – contoh langsung di tengah-tengah masyarakatnya.
Hal tersebut bisa dimulai dengan menciptakan ruang yang memadai untuk membangun karakter dan mental sejak usia dini, seperti apa yang dilakukannya tidak saja di Kalijodo, Jakarta, atau di tempat-tempat lainnya, namun juga di Sawojajar maupun di depan stasiun kereta dengan memanfaatkan lahan yang tidak terlampau besar untuk membuat Taman Bermain Anak yang Berkarakter dan membangun sikap serta mental anak yang positif, juga disisi lain mampu menampung ekonomi kerakyatan berupa UKM di sekitar Taman Bermain Anak tersebut, dengan penayaan yang baik.
Sesungguhnya ini, hanyalah contoh kecil bagi para paslon bagaimana nantinya ketika terpilih kelak harus berbuat sehingga masyarakat tentunya akan juga melakukan hal yang sama (penduplikasian, red) di bidang-bidang yang lain. Harapan masyarakat semacam itulah yang dinantikan, tutup Arie Arifin kemudian.
(tjo; foto aira