SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Ketua DPR Setya Novanto mengatakan penggunaan Narkotika dan Obat Terlarang di Indonesia sudah pada taraf yang mengkhawatirkan. Hal itu terlihat dari rilis Badan Narkotika Nasional (BNN) pada Akhir Desember 2016 menunjukkan kenyataan yang sangat memprihatinkan. Paling tidak, realitas yang diungkap oleh BNN.
Dalam tahun 2016 saja, BNN telah mengungkap 807 Kasus dengan ribuan tersangka yang terjerat. Sementara itu, kurang lebih 15.243 orang saat ini sedang menjalani rehabilitasi. Pada tahun 2016 juga kita disuguhkan realitas yang 外汇交易平台 juga menyedihkan: kurang lebih 15 ribu remaja Indonesia meninggal dunia dalam tiap tahun akibat penyalahgunaan narkoba. Jumlah korban jiwa akibat narkoba pun begitu banyak diperkirakan 40-50 orang per hari meninggal karena narkoba.
“Dari data tahunan yang saya liat dan baca pada periode 2016 ini, BNN telah mengungkap 807 kasus narkotika dan mengamankan 1.238 tersangka, yang terdiri dari 1.217 WNI dan 21 WNA, “ katanya.
Sedangkan untuk kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) hasil kejahatan narkotika, BNN telah mengungkap 21 kasus dari 30 tersangka dan melakukan penyitaan aset yang nilainya mencapai Rp 261.863.413.345. “Dana sebesar ini saya kira sangat bermanfaat jika digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan terutama di daerah-daerah terpencil di Indonesia, “ katanya.
Setnov memberikan apresiasi kinerja BNN yang telah banyak melakukan upaya pencegahan Pada tahun 2016, BNN telah melakukan kegiatan pencegahan berupa advokasi, sosialisasi, dan kampanye STOP Narkoba sebanyak 12.566 kegiatan yang melibatkan 9.177.785 orang dari berbagai kalangan, baik kelompok masyarakat, pekerja, maupun pelajar.
Pada tahun 2016, BNN telah merehabilitasi 16.185 penyalah guna narkotika, baik di balai rehabilitasi maupun di dalam lembaga pemasyarakatan, dan telah memberikan layanan pasca rehabilitasi kepada 9.817 mantan penyalah guna narkotika.
Selain menyentuh kalangan masyarakat umum, penyalagunaan narkoba juga menyentuh lapisan atas, khususnya public figure yang selama ini menjadi trend setter dan panutan publik. Mereka terdiri dari para pesohor yang bergelut di bidang seni sebagai artis. Sebagai penyalahguna, tentu memberi dampak yang buruk bagi masyarakat, apalagi bagi para penggemar dan mereka yang fanatik.
Dalam kesempatan sama, Kepala BNN, Komjen Pol Budi Waseso pihaknya terus berusaha menangkap narkoba yang masuk wilayah hukum republik ini. “Setiap bulannya tidak kurang dari 100 kg yang kita amankan. Nilainya sekitar Rp 100 miliar,” kata Budi.
“Sangat disayangkan pemasok narkoba ke republik ini tidak semata-mata bertujuan bisnis semata. “Tapi kepentingan negara tertentu untuk menghancurkan negara Indonesia,” lanjut Budi.
Dalam kesempatan itu Budi mengaku telah menginventarisir negara-negara pemasok narkoba untuk Indonesia. “Ada 11 negara yang supply narkotika dengan berbagai jenis,” ujar Budi.
Menurut Buwas sapaan akrab Budi Waseso-ada dua negara yang menjadi persinggahan sebelum narkoba-narkoba tersebut masuk ke Indonesia. “Malaysia dan Singapura transit peredaran. Permasalahannya itu masuk ke Indonesia. Tidak ada satupun wilayah negara kita yang bebas,” kata Budi.(Bams/EK)