SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Kaukus Perempuan yang tergabung dalam Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia (KPPRI), Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI), Maju Perempuan Indonesia (MPI) dan lain-lain menolak kunjungan seluruh delegasi Myanmar ke Indonesia karena Myanmar tidak menghargai hak-hak kemanusiaan. Kekerasan terhadap anak dan perempuan di Rakhine secepatnya harus dihentikan.
“Kami menolak kunjungan seluruh delegasi Myanmar ke Indonesia karena peremuan dan anak-anak telah mengalami berbagai bentuk kekerasan fisik maupun seksual serta ancaman pembunuhan, ” kata Sekjen KPPI Irman Suryani Chaniago saat jumpa pers, di gedung DPR Jakarta, Rabu (13/9/2017).
Didampingi Koordinator Presidium KPPRI GKR Hemas, Lena Mariyana Mukti (MPI) dan Dwi Septiawati Djafar (Ketum DPP KPPRI), Irma Suryani Chaniago (KPPRI) menegaskan pihaknya menyerukan Myanmar memberikan keamanan dan keselamatan bagi perempuan dan anak-anak. “Myanmar harus menyediakan dialog dan rekonsiliasi untuk mengakhiri kekerasan, diskriminasi dan pelecehan seksual, ” ujar politisi dari Fraksi Partai Nasdem itu.
Sementara GKR Hemas menegatakan selain itu mendirikan pusat krisis, rehabilitasi dan penyembuhan traumatis, menyediakan zona aman bagi Rohingya dan relawan, melakukan proses identifikasi untuk menyatukan kembali anggota keluarga yang terpisah. “Myanmar mesti menyedikan tempat yang aman dan tidak terisolasi dari keluarga,” ujarnya.
Mantan Ketua DPD RI itu menyambut positif usulan pemerintah Indonesia yang diberi nama ‘Formula 4 + 1’ di negara bagian Rakhine untuk memulihkan perdamaian dan memungkinkan akses bantuan kemanusiaan. “Kaukus juga mendesak agar Myanmar melakukan proses identifikasi untuk menyatukan kembali anggota keluarga yang terpisah dan menyediakan tempat aman bagi orang-orang terisolasi dari keluarga, ” kata GKR Hemas.
Sementara Lena Maryana Mukti mengungkapkan pihaknya akan melayangkan surat ke pimpinan DPR untuk melarang delegasi Myanmar ke Indonesia sebelum menyelesaikan masalah kemanusiaan di negaranya sendiri. “Kaukus akan fokus pendekatan menyelamatkan anak dan perempuan dan fokus pendekatan diplomasi kemanusiaan, ” katanya.(Bams/EK)