SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Masalah ketenagakerjaan dari waktu ke waktu diperkirakan masih akan tetap diwarnai dengan tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi serta terbatasnya informasi dan rendahnya tingkat pendidikan dalam masyarakat. Kondisi ini disebabkan oleh terbatasnya cakupan pelayanan pemerintah di bidang K3 serta diikuti dengan rendahnya tingkat pendidikan yang ada dalam masyarakat, faktor ekonomi, demografi dan sosial budaya.
Upaya penyebarluasan informasi bidang K3 banyak didapatkan oleh perusahaan-perusahaan sektor formal yang tergolong menengah besar, sedangkan pada sektor informal, hampir sama sekali tidak tersentuh.
Tenaga kerja pada hakekatnya adalah setiap orang yang mampu menghasilkan barang/jasa untuk diri sendiri maupunorang lain. Berawal dari definisi tersebut maka yang tergolong tenaga kerja bukan saja mereka yang bekerja disektor formal tetapi juga sektor informal. Dengan demikian mereka berhak pula mendapatkan informasi tentang berbagai upaya K3 yang terkait dengan bidang kerja masing-masing.
Sektor informal bidang maritim pada nelayan salah satu sektor yang memiliki jumlah yang besar, hal ini dikarenakan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar nomor4 di dunia yang terdiri dari 17.000 pulau. Terdapat ± 8090 desa pesisir yang tersebar di 300 kabupaten/kota pesisir. Dimana 234,2 juta jiwa penduduk Indonesia, 67,87 juta jiwa bekerja di sektor informal dan hampir 30% dari pekerja di sektor informal iniadalah nelayan (BPS. Februari 2011).
Komposisi ini menunjukkan bahwa kelompok nelayan informal turut memberikan sumbangan dan memegang peranan penting dalam pembangunan serta merupakan aset yang sangat berharga dalam pembangunan perekonomian negara.
Sebagian besar masyarakat pesisir hidup dengan mata pencaharian sebagai nelayan dan penyelam tradisional yang berada pada tingkat pendidikan dan pengetahuan rendah sehingga produktifitasnya relatif rendah, modal kerja yang minim dan peralatan yang sederhana, hidup dibawah garis kemiskinan dengan lingkungan yang tidak sehat, sehingga dapat menimbulkan berbagai penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
Menyikapi atas perkembangan kondisi ketenagakerjaan sebagaimana tersebut diatas, maka diperlukan kebijakan strategis dalam rangka pembangunan ketenagakerjaan, yang salah satunya dengan Program Implementasi K3 sektorInformal Maritim pada Nelayan.
Secara teknis konsep program ini adalah untuk mendorong perkembangan ekonomi masyarakat melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat preventif terhadap timbulnya gangguan kesehatan dan penyakit yang terkait dengan pekerjaan.
Upaya Implementasi K3 tidak hanya diarahkan pada pencegahan kecelakaan atau sakit akibat kerja, tetapi juga mendorong masyarakat pekerja untuk memiliki gaya hidup yang selamat dan sehat sehingga dapat tercapai produktivitas yang kuat dan lebih baik.
Kegiatan Implementasi ini diharapkan dapat mempunyai efek ganda (multipliereffect) yang berdampak pada penciptaan cara hidup yang selamat dan sehat serta peningkatan produktivitas kerja.
Nelayan tradisional sebagai tenaga kerja sektor Informal bidang Maritim yang berada di lingkungan kerjanya dapat memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial dengan usaha pencegahan kecelakaan dan sakit akibat kerja.
Sekaligus meningkatkan kehidupan sosial ekonomi nelayan dengan terjaganya keselamatan kerja nelayan saat melaut serta dapat membantu meningkatkan keterampilan nelayan dalam menangkap ikan sesuai dengan amanat Inpres nomor 15 tahun 2011.
(tjo; foto ist