SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Ditengah Pandemi Covid-19, kegiatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Virtual 2020, Nusantara Mengaji ini. Menjadi tempat lahirnya 537 santri dan santriwati generasi milenial menjadi pencinta dan seniman Al-Quran, yang kemudian diseleksi menjadi 12 Qori-Qoriah terbaik dari seluruh Tanah Air. Proses seleksi yang digelar secara virtual ini, diselenggarakan selama 29 hari yang berakhir pada 30 Ramadhan 1441 H.
Koordinator Nasional Nusantara Mengaji, Dr. H. Jazilul Fawaid, SQ, MA mengatakan, di Bulan Ramadhan 1441 H ini, Nusantara Mengaji berhasil melahirkan generasi milenial pecinta dan seniman pelantun Al-Quran yang berkualitas.
“Pihaknya akan terus menggelar kegiatan serupa untuk melahirkan generasi-generasi pecinta dan seniman pelantun Al-Quran yang berkualitas. Semoga ke depannya ketika pandemi ini sudah berakhir, kami dapat menyelenggarakannya secara meriah. Seleksi melalui virtual sedangkan final dipusatkan di Jakarta,” katanya, dalam rilis yang kami terima di Jakarta, Sabtu, (23/2020).
Jazilul yang merupakan Wakil Ketua MPR RI ini juga berharap, dengan semakin luasnya generasi milenial yang mengenal seni membaca Al-Quran maka kecintaan mereka terhadap Al-Quran akan semakin terpupuk.
“Cinta dan dekatnya seseorang kepada Al-Quran akan menghaluskan hati dan pemikiran. Sehingga negara dan bangsa ini dibangun oleh generasi yang moderat, cinta NKRI, dan antiradikal,” ujar Jazilul yang juga Wakil Ketua Umum DPP PKB.
Sementara itu, Inisiator Nusantara Mengaji, Gus Muhaimin Iskandar yang menutup MTQ Virtual tersebut, mengucapkan syukur atas terselenggaranya acara ini dengan baik.
“Di tengah kondisi wabah Covid-19, kita diwajibkan tetap berkegiatan di rumah. Nusantara Mengaji dapat memeriahkan Ramadhan dengan menggaungkan lantunan-lantunan indah ayat Alquran melalui media Youtube Nusantara Mengaji TV,” paparnya.
Muhaimin Iskandar yang juga merupakan Ketua Umum DPP PKB ini, memberi ucapan terima kasih kepada dewan hakim yang turut mensukseskan MTQ Virtual Nusantara Mengaji atas penilaiannya yang dinilai objektif, penuh kehati-hatian, dan tidak sembarangan.
“Tidak mudah memberikan penilaian karena didasarkan pada kesempurnaan tajwid, kesesuaian dan variasi lagu, serta keindahan suara yang kesemuanya disesuaikan aturan-aturan dalam membaca Alquran al-Karim. Terima kasih Pak Jazil, kepada semua panitia,” pungkas politikus yang akrab disapa Gus AMI. (DSK)