SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Indian Ocean Rim Association (IORA) Summit diselenggarakan untuk pertama kalinya sejak disepakati berdiri tahun 1997. IORA Summit berlangsung 5-7 Maret 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta, yang didahului IORA Bussiness Summit (IBS) 2017 serta Deklarasi hasil-hasil kesepakatan IBS, jelas Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukito, di Kemendag, Jakarta.
IORA memiliki peran sangat strategis sebagai forum pendorong stabilitas kawasan yang merupakan masa depan ekonomi di dunia tersebut, lanjutnya.
Dan seluruh anggota IORA menyadari penuh bahwa negara-negara di kawasan Samudera Hindia ini memiliki kekuatan geopolitik dan geoekonomi yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Dan saat ini menjadi momentum yang tepat. Apalagi mengingat pertumbuhan ekonomi beberapa negara anggota IORA terbilang tinggi.
“Jadi KTT ini bukan saja persoalan G to G atau B to B, tapi sudah merupakan G and B to G and B. Sehingga peningkatan aktivitas perdagangan dan investasi IORA juga dapat semakin mendorong pertumbuhan ekonomi yang adil dan berkelanjutan, serta menciptakan lapangan kerja baru, ” ungkap Enggar.
Perdagangan intra-regional IORA di tahun 2015 mencapai USD 777 miliar atau naik 300% dibandingkan tahun 1994 yang sebesar USD 233 miliar. Samudera Hindia merupakan rumah besar dari 70% jalur perdagangan dunia, dan 2,7 miliar penduduk (35% dunia). Namun, potensinya baru dikelola 12% dari pangsa pasar dunia, 10% dari PDB global, dan 13% tujuan penanaman modal asing (PMA).
Bahkan 96% perdagangan intra-IORA baru dikuasai oleh enam negara, yaitu Singapura, Malaysia, India, Indonesia, Australia, dan Afrika Selatan. Beberapa negara yang tengah menjadi perhatian penting Pemerintah Indonesia dalam hal perdagangan adalah Bangladesh, Kenya, Mozambik, Afrika Selatan, Uni Emirat Arab, dan Iran.
“Kemendag akan mengoptimalkan pertemuan ini untuk melakukan ekspansi atau pendalaman terhadap pasar-pasar baru yang potensial sesuai arahan Presiden ” tegas Mendag.
Sementara itu, Indonesia kini tengah menjalin kesepakatan perdagangan bebas dengan Iima negara anggota IORA (Malaysia, Singapura, Thailand, India dan Australia) dan satu negara mitra wicara IORA (Jepang) dalam kerangka ASEAN dan ASEAN Plus.
Selain Indonesia dapat menjajakl peningkatan cakupan jalinan kerja sama perdagangan bilateral dan multilateral dengan beberapa negara kunci, seperti Uni Emirot Arab, Afrika Selatan, Bangladesh dan Iran, serta Amerika Serikat dan lnggris.
Indonesia pun berpeluang membangun kemitraan lebih erat sebagai growing partners dan pasar ekspor nontradisional berbekal daya saing Indonesia pada peringkat 41 dunia.
IORA merupakan forum kerja sama 21 negara yaitu Australia, Afrika Selatan, Bangladesh, Komoros, India, Indonesia, Iran, Kenya, Madagaskar, Malaysia, Mauritius, Mozambik, Oman, Seychelles, Singapura, Somalia, Sri Lanka, Tanzania, Thailand, Uni Emirat Arab, dan Yaman; serta 7 negara mitra wicara yaitu Amerika Serikat, lnggris, Jepang, Jerman, Mesir, Tiongkok, dan Prancis. Bahkan empat negara anggota IORA (Afrika Selatan, Australia, India, dan Indonesia) serta 6 negara mitra IORA (AS, RRT, Jerman, inggris, Jepang dan Perancis) merupakan anggota GZO.
Dengan fakta tersebut, IORA Summit 2017 merupakan salah satu gagasan dan prakarsa strategis Indonesia pada masa keketuaan lndonesia pada IORA periode 2015-2017. Selain menggagas pembentukan IORA Concord sebagai outcome strategis 20 tahun IORA.
Terkait IORA Business Summit 2017, merupakan bagian dari rangkaian IORA Summit 2017, yang dilaksanakan 6 Maret 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta dan dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo, papar Rosan P Roeslani, Ketua Umum Kadin.Review Android Smartphone
Tidak hanya Kepala Negara/Pemerintahan yang dijadwalkan hadir dan menyampaikan paparannya pada IBS. Lebih dari 300 CEO, pebisnis dan wakil Kamar Dagang dan industri negara anggota IORA turut berinteraksi dalam kegiatan bisnis tersebut.
’IORA: Building Partnership for Sustainable and Equitable Economic Growth’, menjadi topik utama IBS. Tema dimaksudkan untuk mendorong perdagangan dan investasi termasuk melalui UKM, pemberdayaan perempuan dalam kegiatan usaha, antara lain melalui inovasi, keterhubungan/konektivitas digital dan akses keuangan, mendorong pariwisata dan konektivltas IORA melalui pembangunan infrastruktur.
IBS pun menghasilkan Deklarasi Bersama Para Asosiasi Bisnis (KADIN) negara anggota IORA bagi kemitraan yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang adil dan berkelanjutan. Hasil IBS ini menjadi acuan dan iandasan strategis bagi IORA Summit untuk dapat ditindaklanjuti oleh Pemerintah.
Usulan konkret pengusaha yang disampalkan yakni pembemukan IORA Business Travel Card (IBTC) yang mendukung mobilitas pengusaha dan memfasilitasi business to business links. Sementara itu, Kemendag RI bekerja sama dengan anggola IORA lainnya dalam proses pembuatan situs informasl/database perdagangan IORA (Trade Repository).
IORA Business Summit merupakan langkah nyata mewujudkan potensi kawasan yang selama ini belum tergarap optimal. Inilah yang akan menjadikan IORA masa depan ekonomi dunia, ujar Enggar.
IORA Summit juga menggelar Trade Exhibition dengan tema ‘Indonesia: Source of Natural and Creative Product’, dl pre-function Hall A, Jakarta Convention Center. Ekshibitor yang berpartisipasi, antara lain Kementerian Perdagangan, BKPM, Kementerlan Pariwisata, Badan Ekonoml Kreatif, BPDP, HIPKI, HIMKI, coffee corner Indonesia (Tanamera, Common Ground, Kopiku Indonesia), Mustlka Ratu, Tirta Ayu Spa, Enviplast, BloFarma, Niramas Utama, Pulau Sambu, Djakarta Lloyd, Sinar Mas, dan Sarinah. (tjo)