SUARAINDONEWS.COM, Lombok-Gubernur NTB TGH.M. Zainul Majdi telah menyurati presiden RI Joko Widodo untuk mempercepat penetapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bandar Kayangan Lombok Utara. Dengan demikian, pembangunan pelabuhan Bandar kayangan memiliki kepastian sehingga menepis keraguan investor untuk berinvestasi di mega proyek tersebut.
Selain meminta percepatan Bandar Kayangan menjadi KEK, Gubernur melalui direktif presiden, juga mengusulkan anggaran sebesar Rp 30 milyar untuk membiayai 10 studi kelayakan Bandar kayangan menjadi KEK kepada kementerian terkait. Jika studi kelayakan serta penetapan menjadi KEK bisa diselesaikan tahun ini, pembangunan pelabuhan Bandar kayangan melalui investasi sebesar Rp 15 triliyun, bisa mulai dikerjakan tahun depan.
Semangat membangun Global Hub Kayangan (GHK) di Lombok Utara terus didengungkan. Apalagi setelah masuk menjadi kawasan andalan nasional, semua merasa optimistis pelabuhan internasional itu akan menjadi pelabuhan terbaik. Bahkan bisa mengalahkan Selat Malaka dan Singapura.
Anggota Komisi VII DPR RI Dapil NTB, Kurtubi, memberikan dukungan penuh terhadap pembangunan Global Hub Kayangan ini.
“Global Hub Kayangan harus terus kita perjuangkan bersama-sama. Selaku wakil rakyat NTB dan sesuai kompetensi, tak hanya itu saya juga akan perjuangkan Global Hub ini terintegrasi dengan kilang minyak,” ucapnya.
Global Hub Kayangan (GHK) yang terintegrasi dengan kilang BBM sangat bermanfaat dan sangat dibutuhkan demi efensiensi perdagangan internasional, dan efensiensi biaya distribusi BBM ke kawasan Indonesia Timur demi kepentingan pertahanan energi nasional.
Dengan adanya Global Hub Kayangan biaya angkut perton barang-barang niaga dari Eropa, Afrika dan Australia yang ke Jepang, Korea, Taiwan dan China akan menjadi lebih murah melalui selat Lombok, lanjut Kurtubi, karena bisa menggunakan kapal-kapal niaga raksasa yang bisa lewat di selat Melaka dan Singapura.
Investasi Global Hub Kayangan tidak hanya sekadar membangun pelabuhan. Dibutuhkan suplai listrik untuk pelabuhan laut dunia itu, kilang BBM dan kota baru yang modern. Energi listrik yang dibutuhkan pun dalam jumlah sangat besar yang mencapai 500 MW. Bahkan jika digabung, kebutuhan listrik untuk pembangunan Smelter di KSB dengan kapasitas dua juta ton, dan industri hilirnya seperti pabrik kabel listrik, pabrik semen, pupuk dan petrokimia, maka dibutuhkan sekitar 1.000 MW. Selain tentunya juga dibutuhkan persiapan SDM yang handal dalam bidang kemaritiman.
(tjo; foto ist