SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Banyak hal menarik yang terus dilakukan, dikembangkan dan dikreasikan oleh para volunteer Gerakan Seribu Untuk Indonesia (GSUI), dengan donasi yang diberikan masyarakat melalui GSUI. Seperti dengan mendonasikan uangnya (per 6/6 – Rp.139.073.451) atau dengan penyaluran langsung berupa pemberian Sembako, Hand Sanitizer, Disinfektan, maupun Masker. Sementara donasi dari masyarakat secara tak langsung yakni melalui kegiatan Talkshow dan Live Music Streaming, penjualan Masker GSUI, Karya Lagu, Hibah Lukisan hingga Teknologi untuk mencegah atau membatasi penyebaran Covid19 (dan belum ditemukan vaksinnya, red).
Dan dalam kesempatan ini, GSUI memperkenalkan donasi dari masyarakat berupa Teknologi Covid Buster karya anak bangsa Indonesia Prof. Joko Gunawan, Hakim Al Hady dkk, Dua Lukisan Jokowi Diponegoro dan Kaligrafi (hibah murni, red) Karya Gus Nug (Agus Nugroho, red) dan Karya Lagu Patriotik dan Nasionalisme Karya Ote Abadi.
Dalam Teknologi Covid Buster karya anak bangsa Indonesia Prof. Joko Gunawan, Hakim Al Hady dkk, memperkenalkan sebuah teknologi yang menghasilkan Grand Anion Generator, yang menggabungkan teknologi purba Argonit, Air Purifier dan ULtra Violet. Alat ini akan menghasilkan 120 juta cm3 anion atau ion negatif, yang bertugas sebagai airborne untuk menyergap virus, bakteri, kuman kuman dan radikal bebas yang ada di tubuh serta sekitar kita.
Seperti diketahui, di dalam udara sekitar kita banyak terdapat ion negatif dan positif.
namun ion negatif lah yang terbukti secara ilmiah dari berbagai penelitian, bermanfaat bagi manusia. Ion negatif inilah yang kerap disebut anion, ion negatif yang mampu membersihkan udara dan juga baik untuk kesehatan (membasmi virus dan bakteri cukup dengan 50.000-5.000.000 per cm3, red), meningkatkan produktifitas (Advanced Research on Atmospheric Ions oleh Guy Cramer, red), meningkatkan vitalitas tubuh, meningkatkan kerja limpa dalam menghasilkan kekebalan tubuh. Disamping Ion Negatif berguna menetralkan Superoksida dalam darah yang berfungsi untuk membunuh mikroorganisma dalam tubuh manusia. Dengan adanya Ion Negatif akan dapat menambah jumlah enzim SOD (superoksida dismutase) yang berfungsi untuk mengurangi kadar superoksida dalam darah.
Covid Buster atau Grand Anion Generator ini telah dimanfaatkan oleh salah satu BUMN, dimana Prototype II teknologi ini mampu mengcover area seluas 100 m2. Dan selanjutnya alat tersebut akan diproduksi secara massal agar dapat dimanfaatkan di perkantoran, perusahaan, gedung gedung, rumah sakit, ruang isolasi pasien maupun rumah rumah masyarakat, jelas Prof.Joko Gunawan.
Prof.Joko juga menambahkan bahwa produk buatan manusia yang bisa menghasilkan ion negatif seperti AC yang dilengkapi plasma cluster atau air purifier, ion negative generator, air purifier, air ionizer, car ionizer, shower, air mancur, pancuran. Sedangkan penghasil alami ion negatif dapat ditemukan seperti petir, hujan, air terjun, hulu sungai, dan batu granit.
Sementara itu, dua lukisan karya Gus Nug dihibahkan murni kepada para volunteer GSUI dan Tim Profesor Joko Gunawan. GSUI yang diwakili Ancho Hatta, Carl Ideas, Kris dan Harry Koko Santoso menerima hibah lukisan ‘Jokowi Diponegoro’ yang dibuat Gus Nug tahun 2015. Dimana lukisan tersebut memiliki historikal serta filosofi yang begitu dalam bagu Gus Nug yang secara eksplisit mengharapkan Presiden Jokowi sedikitnya bisa seperti Pangeran Diponegoro dengan keberanian dan kejujurannya. Dan Gus Nug saat menjelaskan makna lukisan tersebut bagi dirinya sempat sedikit berkaca kaca air matanya. Sedangkan satu karya maestro Gus Nug lainnya yang dihibahkan kepada Tim Profesor Joko berupa Kaligrafi Indah yang sarat makna kehidupan bagi siapapun pemiliknya, ungkap Gus Nug.
Dan dalam kesempatan itu pula, karya lagu musisi, arranger, pencipta dan penulis lagu, Otte Abadi pun diperkenalkan. Karya cipta lagu Otte Abadi ‘Putra Putri Bangsa Besar’ yang begitu menggugah semangat nasionalisme dan persatuan tersebut ternyata pernah dipresentasikannya di depan Presiden Jokowi. Otte Abadi yang sangat mengidolakan karya karya cipta dari sang nasionalis, seniman, budayawan dan juga musisi Leo Kristi, tentunya tak ketinggalan menyelipkan kalimat yang menggetarkan jiwa dalam karya lagunya ini “Bara Di Hatiku, Nyala Di Jiwamu”. Bahkan diujung pertemuan ini, atas karya lagu Otte Abadi tersebut Gus Nug ternyata sudah menyiapkan frame kanvas kosong untuk segera dilukiskannya dalam memaknai arti lagu Otte Abadi lewat guratan serta tarikan cat dari kuas lukisnya. Mari kita tunggu hasilnya.
(tjo; foto dok