SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Menjadikan Galeri Nasional Indonesia sebagai pusat penyanggah kebudayaan Indonesia telah menjadi tekad dan upaya terus menerus Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk merealisasikannya.
Hal tersebut mengemuka dalam paparan Kebijakan Sesditjen Kebudayaan Kemendikbud tentang Galeri Nasional Indonesia (Penjelasan dan Arah) yang disampaikan Dra. Sri Hartini, MSi, Sesditjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, saat Kaleidoskop 2018 dan Peluncuran Program 2019 Galeri Nasional Indonesia (13/12) di Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat.
Apalagi melihat posisi Galeri Nasional Indonesia yang berada disisi timur Monumen Nasional itu, lanjut Sri Hartini, menjadi area sekaligus kekuatan yang harus disiapkan sebagai penyanggah Kebudayaan Indonesia yang kita bangun bersama para pemangku kebijakan kebudayaan Indonesia. Tidak hanya dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, namun juga pihak Pemerintah DKI Jakarta, para pemangku kebijakan kebudayaan lainnya dan tentunya Galeri Nasional Indonesia.
Oleh karenanya Galeri Nasional Indonesia tidak saja mempertahankan dan mengembangkan Kebudayaan Indonesia melalui pengembangan seni rupa Indonesia lewat bentuk, ragam dan alirannya. Namun juga Galeri Nasional Indonesia mampu mempertajamnya melalui nilai nilai filosofi kebangsaan yang terkandung falam setiap karya seni rupa tersebut, jelas Sri Hartini lagi.
Sementara itu, Kepala Galeri Nasional Indonesia, Drs.Pustanto, MM, menyebutkan bahwa di tahun 2018 koleksi yang dimiliki Galeri Nasional Indonesia sebanyak 1.890 an koleksi karya atau bertambah 300 karya (baik melalui akuisisi maupun hibah, red). Seperti diketahui saat GNI dibuka tahun 1998, baru ada 1.600 an koleksi karya. Dan dari jumlah tersebut baru sekitar 115 koleksi karya yang dipamerkan di ruang Pameran Tetap GNI.
Sementara Pameran Temporer GNI sepanjang 2018 terdapat 27 event, 4 event diantaranya langsung dibiayai GNI, sementara 23 event lainnya melalui kerjasama atau dukungan. Sedangkan jumlah kenaikan pengunjung sepanjang 2018 sebanyak 274.523 pengunjung atau mengalami kenaikan 7,9% dari tahun 2017 yang berjumlah 254.403 pengunjung. Disamping di tahun 2018 ini GNI merestorasi 12 karya perupa dan konservasi kuratif sebanyak 80 karya perupa.
Sebelum menutup Kaleidoskop 2018 dan Peluncuran Program 2019 Galeri Nasional Indonesia, Dra. Sri Hartini, MSi, Sesditjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, mengingatkan Galeri Nasional Indonesia untuk terus berinovasi dengan menciptakan ekosistem yang dibangun melalui SDM-SDM perupa atau komunitas komunitas perupa sehingga melahirkan dan menjadi nilai nilai filosofis yang bermanfaat bagi publik lewat karya perupa yang digali dan dikaji. Tentunya ini demi Seni Rupa Indonesia yang mampu berkembang di dunia seni rupa International.
Dan di sepanjang tahun 2019 mendatang, Galeri Nasional Indonesia (GNI) bakal menggelar sejumlah kegiatannya seperti Pameran Karya Baron Basuning ‘NOOR’ (8 Januari – 8 Februari), Pameran Tunggal Sasya Tranggono ’30 TAHUN BERKARYA : CINTA UNTUK INDONESIA (14 Februari – 8 Maret), Pameran Indonesian Women Artist ‘INTO THE FUTURE’ (26 Februari – 16 Maret), Pameran Karya Pramuhendra ‘POST-IRONY (22 Maret – 7 April), Pameran ‘SENI RUPA NUSANTARA’ (23 April – 12 Mei), HUT KE 20 GALERI NASIONAL INDONESIA (8 Mei), Pameran Tunggal Nus Salomo ‘WING THINGS’ (20 Mei – 12 Juni), Pameran Karya Bibiana Lee dan Indah Arsyad ‘id: SENGKARUT IDENTITAS (23 Mei – 13 Juni), Pameran Tunggal Priyaris Munandar ‘NAPAK TILAS PERADABAN’ (25 Juni – 15 Juli), ‘FESTIVAL SENI RUPA ANAK INDONESIA’ (23 Juli – 23 Agustus), Pameran ‘SENI RUPA KOLEKSI NASIONAL’ (1 Agustus – 31 Agustus), ‘FESTIVAL SKETSA’ (12 September – 12 Oktober), Pameran ‘FIVE PASSAGES TO THE FUTURE (LIMA LAJUR MELAJU)’ (22 Oktober – 14 November), Pameran ’20 TAHUN ANDTAMATIN’ (27 November – 11 Desember), dan Pameran Tunggal Ugo Untoro ‘POSISI’ (20 Desember – 12 Januari 2020) menjadi pamungkas event pameran di Galeri Nasional Indonesia di tahun 2019.
(tjo; foto ist