SUARAINDONEWS.COM, Bogor-Setiap pasangan menikah tentunya mendambakan momongan. Terlebih bagi pasangan yang sudah lama menikah pun banyak yang mengharapkan memiliki keturunannya. Oleh karenanya melalui webinar Aquatreat Therapy Indonesia (AQTY), sebuah pusat konsultasi spesialis TORCH (Toxo.Rubella-CMV & Herpes) di Bogor, Jawa Barat, menghelat seminar virtual pertama di Indonesia dengan tema “Solusi Tepat Hamil Sehat” dari 3 sudut pandang Pakar Kesehatan yakni dari dokter SpOG, dokter hewan dan Herbalis.
Ketiga narasumber tersebut, Ir.H.A. Juanda (Direktur Aquatreat Therapy Indonesia), drh. Soetrisno, MM (Dokter Hewan), dan dr. Mulya Nusa Amarullah Ritonga, So.OG(K), M.Kes (Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan), serta dimoderatori dr. Amalia Andani, MMRS, membahas kasus sulit dan gagal hamil dalam kehidupan rumah tangga suami istri.
Seminar ini memberikan pengetahuan secara daring sejumlah faktor penyebab gagal hamil atau keguguran yang terjadi dalam kehidupan suami istri menjadi fokus utamanya. Selama dua jam ketiganya membahas tentang permasalahan yang terjadi akibat gagal hamil dan keguguaran berulang. Sekaligus memberikan persepsi tentang infeksi TORCH dari kacamata medis dan pengobatan herbal AQTY.
dr. Amalia Andani, MMRS pun menambahkan pertama kalinya seminar virtual ini mengundang dua dokter, yaitu dr Mulyanusa Amarullah Ritonga, Sp.OG(K), M.Kes spesialis kandungan dan drh. Soetrisno, MM. dokter hewan. Karena keduanta berkaitan langsung dengan permasalahan yang dialami pasangan menikah. Dimana dokter hewan akan membahas tentang toxoplasma yang berasal dari hewan (kucing), jelas dokter muda yang akrab disapa Lia itu.
Selanjutnya Ir.H. Juanda (Direktur Aquatreat Therapy Indonesia) mengawali perbincangan dengan menjelaskan bahwa dirinya menangani TORCH ini sejak tahun 1996. TORCH merupakan singkatan dari Toxoplasma, Others (HIV, Sifilis) Rubella, Citomegalovirus, Herpes, dan Simplek adalah infeksi yang dapat menyebabkan kecacatan pada janin.
Dirinya terkena TORCH tahun 1990 ketika istrinya mengalami janin meninggal di kandungan. Dua kali keguguran, di usia kandungan 3 dan 2 bulan, serta pengangkatan janin di usia 5 bulan. Dan total selama lima tahun mencoba pengobatan secara medis. Bagi lulusan Fakultas Peternakan ini tentu saja mempercayakan penanganan infeksi virus yang dialami dengan pengobatan medis.
Lima tahun menjalani pengobatan, tingkat TORCH tak menurun sedikit pun. Semua anjuran dokter dijalaninya. Menelan 8 jenis obat yang harus diminumnya 5 jam sekali, hingga melakukan 1,5 tahun uji lab secara rutin dilakoninya. Namun TORCH tidak hilang juga. Dan ternyata setelah mengeluh pada dokter, barulah diketahui bahwa bila TORCH belum ada obatnya, ungkap Ir.H. Juanda yang mengaku nyaris putus asa tersebut.
Namun rupanya, ditengah keputus asaannya itu, justeru Ir.H. Juanda mendapat ilmu pengetahuan yang berasal dari Sang Pencipta. Sambil berikhtiar dan doa, Juanda menemukan ramuan dari herbal yang ampuh menyembuhkan infeksi TORCH. Pengalaman inilah yang kemudian Juanda jadikan sebagai awal proses penyembuhan bagi istrinya.
”Selama tiga tahun dari 1996 hingga 1999, alhamdulillah kami terbebas dari TORCH berkat ramuan yang ditemukan,” jelas Juanda, yang kemudian ikhtiarnya itu menjadi manfaat bagi banyak orang hingga saat ini.
Sementara itu, dari kacamata ilmu kedokteran, dr Mulyanusa membeberkan dua definisi dari keguguran. Mengutip definisi Prof. Ali Baziad, keguguran adalah hilangnya atau matinya janin dalam kandungan sebelum usia kehamilan 20 minggu atau ketika buah kehamilan beratnya kurang dari 500 gram.
Sedangkan keguguran berulang adalah keguguran paling tidak sebanyak dua kali atau berturut turut pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau beratnya kurang dari 500 gram.
”Jadi ada sepuluh penyebab keguguran berulang, yaitu dari genetik, usia, kelainan rahim, antifosfolifid syndrome, trombofilia, kualitas sperma, hormonal atau kelainan metablolisme, gaya hidup, infeksi dan idiopatik,” jelasnya melalui sambungan video teleconference.
Dan penyebab keguguran yang disebabkan infeksi yang berasal dari bakteri seperti toxoplasma (terdapat di kotoran kucing) bisa saja terjadi. Begitu pula, seseorang akan terinfeksi toxoplasma bila memakan makanan yang tidak matang, tidak mencuci alat makan atau tangan yang terkontaminasi oocyst, transplantasi organ, transplasental dan inokulasi insidental.
“Dengan demikian, selama kita menjaga kebersihan jangan khawatir bakteri akan masuk ke dalam tubuh kita,” tambah dr Mulyanusa lagi.
Sedangkan terkait bahaya toxoplasma pada manusia, dokter hewan Soetrisno menjelaskan bila bakteri ini sangat merugikan. Seperti dari sisi psikologis, banyak pasangan yang terancam cerai karena tidak kunjung dikaruniai keturunan.
“Ini harus diperhatikan bagaimana kita menjaga kebersihan karena bakteri ini berasal dari kotoran kucing. Namun anggapan tentang toxoplasma adalah virus kucing, tidak benar. Karena penyebabnya adalah parasit darah, berupa protoza yang hidup dalam sel darah, jelas Soetrisno.
Lantas, mengapa pengobatannya sangat mahal dan sulit?
Sulitnya karena tidak bisa ditembus. Protozoa ini hidup dan berkembang di sel darah. Butuh waktu tepat untuk mengatasinya, obat-obatan medis pun tidak tembus.
“Namun alhamdulillahnya ramuan dari Bapak Juanda ini mampu mengatasinya secara menyeluruh,” ungkap Soetrisno mengakui.
Selanjutnya di akhir seminar, ada beberapa tips yang disampaikan ketiga pembicara yakni untuk biasakan mencuci bersih sayuran dari kotoran tanah. Masaklah daging secara sempurna sehingga spora akan mati dan terakhir untuk memeriksa rutin hewan peliharaan dengan higienis.
Secara sekilas dijelaskan pula, Penyakit TORCH merupakan kelompok infeksi beberapa jenis virus dan parasite yang semuanya memberikan sindrom manifestasi klinik yang hampir mirip satu dengan lainnya, sehingga sulit dibedakan antara penyebab penyakit beberapa jenis virus tersebut dengan parasite Toxoplasma berdasarkan sindrom gejala penyakit.
Ini semua kemudian disatukan dalam istilah baru yang disebut sebagai infeksi Torch, singkatan dari infeksi oleh parasite Toxoplasma gondii, virus Rubella, CMV (Cytomegalo virus), virus Herpes Simplex (HSV1 – HSV2), dan kemungkinan oleh virus lain yang dampak kliniknya lebih terbatas (misalnya Measles, Varicella, Echovirus, Mumps, virus Vacciana, virus Polio, dan virus Coxsackie-B).
Penyakit Torch yang ditimbulkan oleh Toxoplasma gondii, Rubella, Cyto Megalo Virus (CMV), Herpes Simplex Virus (HSV), dan Virus lainnya ini bisa menyebabkan kelainan dan berbagai keluhan yang menyerang siapa saja, mulai anak-anak sampai orang dewasa, baik pria maupun wanita.
Bagi ibu yang terinfeksi ketika mengandung dapat menyebabkan kelainan pertumbuhan pada bayinya. Kelainan pertumbuhan tersebut menghasilkan kelainan anak-anak dengan kecacatan fisik (physical deformities) dan cacat mental 9mental retardation) yang beraneka ragam sehingga mengurangi kualitas generasi muda masa depan.
Infeksi Torch dapat juga menyerang inti sel serta semua jaringan organ tubuh, termasuk organ sistem saraf pusat dan perifeir yang mengendalikan fungsi-fungsi gerak, pengelihatan, pendengaran, sistem kadiovaskuler serta metabolism tubuh.
Tapi amat disayangkan bahwa penyakit Torch ini kurang dikenal masyarakat sehingga usaha pencegahan dan penyembuhannya belum diketahui sebagian besar masyarakat Indonesia secara maksimal.
(tjo; foto dok