SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah mendesak agar seluruh destinasi wisata di Indonesia menerapkan pariwisata berbasis Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability (CHSE) di masa pandemi Covid-19.
Menurutnya, sertifikasi CHSE ini berfungsi sebagai jaminan wisatawan dan masyarakat bahwa produk dan pelayanan yang diberikan sudah memenuhi protokol kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan.
“Kunci sukses pulihnya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif adalah penerapan standar protokol kesehatan secara disiplin dan ketat. Penting penerapan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan (3M) pada destinasi wisata di masa pandemi Covid-19, ” ujar Ferdiansyah di Jakarta, Senin (2/11/2020).
Wakil rakyat asal daerah pemilihan Jawa Barat XI yang meliputi Kabupaten Garut, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya ini mengajak semua pihak terutama para pemangku kepentingan untuk menjaga ekosistem kepariwisataan yang ada di Garut. Semua pihak juga hendaknya ikut membantu mempromosikan obyek wisata yang ada di Garut ini. Tidak mungkin beban ini diberikan ke dinas pariwisata setempat saja.
“Kita harus bersama-sama dan nanti difasilitasi oleh Kemenparekraf yang bisa menyampaikan bagaimana mempromosikan, bentuk, metode atau klasifikasi bagaimana cara menyampaikan promosi,” kata Ferdiansyah saat mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) dengan tema ‘Kemitraan Strategi Promosi Pariwisata di Era Adaptasi Kebiasaan Baru’ di Garut, Jawa Barat.
Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) ini berharap Kemenparekraf/Baparekraf terus mengawal strategi pemasaran pariwisata Garut. “Mudah-mudahan ke depannya harus dibuat lebih matang dan nanti di tahun 2024 menjadi titik take off pariwisata di Kabupaten Garut,” ujar Anggota Beleg DPR ini.
Dukungan senada terlontar dari Direktur Pemasaran Regional I, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf, Vinsensius Jemadu. Menurutnya CHSE menjadi pedoman wisatawan untuk menentukan destinasi wisata yang akan ditujunya. Pasalnya pandemi membuat orientasi wisatawan dalam melakukan perjalanan mengalami perubahan draatis.
“Tak hanya kebutuhan fasilitas pendukung saja, tetapi apakah destinasi wisata sudah berbasis CHSE menjadi pertimbangan penting dan utama,” kata Vinsensius.(EK)