SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Belum lagi usai kisruh soal impor beras, kini sejumlah mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Anak Petani Indonesia, menyuarakan kebijakan impor bawang pemerintah yang membuat para petani bawang lokal menderita, khususnya para petani bawang di Bima, Nusa Tenggara Barat demikian ditegaskan Kordinator aksi demonstrasi, Rajul, di halaman depan Kantor Kementerian Perdagangan RI, Medan Merdeka Timur, Jakarta, Kamis (27/9).
Dan Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukito harus segera mempertimbangkan kembali segala keputusan keputusan yang memberatkan masyarakat tani di Indonesia, khususnya para petani bawang, lanjutnya lagi.
Seperti diketahui, sudah banyak gerakan gerakan masyarakat tani di Indonesia khususnya para petani bawang merah, terhadap pemerintah dengan cara melakukan aksi unjuk rasa. Khususnya masyarakat petani di Bima, NTB. Mulai dari memboikot jalan, sampai dengan membakar dan membuat bawang merah hasil panen di tengah jalan raya. Dengan harapan pemerintah Iebih memperhatikan lagi nasib para petani di Indonesia. Namun hingga berita ini diturunkan belum ada titik terang dan apa yang mereka lakukan di daerah.
Karena akibat dari efek import bawang merah berdampak merosot turun nya harga bawang merah asli Indonesia serta multi efek penurunan tersebut di tengah kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Termasuk dampaknya atas modal awal yang sudah di keluarkan oleh para petani bawang merah, dan biaya perawatan yang cukup tinggi. Kondisi ini membuat para petani harus benar benar putar otak. Tidak sedikit para petani yang mengambil resiko untuk hutang kepada rentenir rentenir dengan harapan mampu melunasi setelah hasil panen selesai teljual. Akan tetapi kalau harus terus dibanjiri bawang impor sungguh ini akan membuat kekecewaan mereka makin bertambah dan berkepanjangan.
Dan Aliansi Anak Petani Indonesia melihat bahwa ada kejanggalan kejanggalan yang di lakukan oknum oknum di pemerintahan yang merusak citra baik pemerintah di mata masyarakat. Diantaranya sejumlah keputusan dan kebijakan pemerintah yang melakukan import bahan pokok pangan secara massif antara lain import beras, jagung, bawang merah, cabai dan lainnya. Aliansi Anak Petani Indonesia pun, melihat hal tersebut sangat keliru karena import yang di lakukan pemerintah, Kementrian Perdagangan, bertepatan dengan panen raya padi, yang sungguh keputusan itu sangat melukai hati para petani di Indonesia.
Selanjutnya para perwakilan pengunjuk rasa, seusai orasi, ditemui sejumlah pejabat Kementerian Perdagangan di ruang press room, dalam sebuah pertemuan tertutup.
(gha; foto ist