SUARAINDONEWS.COM, Gerung-Festival Penguatan Pranata Adat dan Budaya untuk Perdamaian di Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang dihelat selama tiga hari, 14 s/d 16 Agustus 2019, berlangsung meriah dengan mengusung tema “Adat dan Budaya Desa Membangun Perdamaian indonesia”.
Festival yang diinisiasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) sejak 2015 silam itu, kali ini bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat. Dan Kabupaten Lombok Barat merupakan 1 dari 24 daerah yang menjadi lokus Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu (Ditjen PDTu) Kemendes PDTT dalam bidang penanganan konflik sosial tahun 2019 ini.
Seperti diketahui, kegiatan serupa juga telah dilaksanakan sejak bulan Maret hingga Juli 2019 yang berlangsung di Kabupaten Buru, Nagekeo, Jeneponto, Sumbawa, Parigi Moutong, Malaka, Situbondo, Halmahera Barat, Bima, Seram Bagian Barat, Lombok Tengah, Dompu dan di Ende, Nusa Tenggara Timur.
“Kegiatan ini untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan perdamaian di Indonesia yang berbasiskan pada nilai-nilai keragaman bangsa dan budaya setempat. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial,” ujar Hasrul Edyar. S.Sos. MAP, Direktur Penanganan Daerah Pasca konflik Ditjen PDTU.
Hasrul Edyar lebih lanjut mengungkapkan apresiasinya yang tinggi kepada masyarakat dan Pemerintah Daerah Lombok Barat, yang mampu menciptakan hidup rukun, damai bergandengan tangan dalam menjaga perdamaian di daerahnya. Inilah keberhasilan Pemerintah Daerah hingga tingkat Desa dalam meningkatkan pembangunan berkelanjutan dan hal ini sangat bergantung pada kekompakan dan kerja sama seluruh elemen yang ada di daerah.
“Kabupaten yang luar biasa, karena masyarakatnya walaupun berbeda suku agama dan ras tetapi bersatu hidup dalam kedamaian dan ketentraman dengan adat yang tetap terjaga dalam kehidupan sehari-hari, kami yakin Lombok Barat bisa menjadi barometer Indonesia sebagai kabupaten yang damai. Kami lihat luar biasa hebat kerukunan Antar Umat Beragama di Lombok Barat,” lanjutnya.
Hasrul Edyar pun berharap, melalui kegiatan ini diharapkan dapat mewujudkan dan mengaktifkan kembali Forum Diskusi Desa untuk mewujudkan ketahanan sosial maupun ketahanan ekonomi di level terbawah dan mewujudkan Lombok Barat yang Patut, Patuh dan Patju.
Sedangkan Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid, S.Ag M.Si sangat mengapresiasi kegiatan Festival Pranata Adat dan Forum Perdamaian yang di gelar Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu ini. Dimana Pemerintah Kabupaten Lombok Barat telah terpilih menjadi salah satu dari 41 kabupaten yang menjadi lokasi dari Direktorat PDPK tersebut.
Bahkan atas cetusan kegiatan festival tersebut, H. Fauzan Khalid pun menyampaikan bahwa saat ini Pemerintah Kabupaten Lombok Barat sedang membahas Peraturan Bupati tentang rencana “Bale Mediasi”. Dimana inti dari peraturan ini berisi tentang Penyelesaian Konflik Sosial di tengah masyarakat seperti di Desa atau Kelurahan tanpa melalui proses pengadilan. Sehingga cukup dengan perdamaian antar kedua belah pihak dengan berita acara yang di fasilitasi oleh mediator yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah dan mempunyai sertifikasi. Kemudian dikuatkan dengan Akte Perdamaian di Pengadilan Negeri setelah dihadirkan kedua belah pihak.
Kegiatan Festival Pranata Adat dan Budaya yang diantaranya diisi oleh kegiatan Forum Perdamaian diikuti peserta dari unsur Forkopimda, FKUB, Ormas, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda, Camat, Kepala Desa, Babinsa, Babinkamtibmas dan Pendamping Desa.
Dalam Forum Perdamaian semua peserta berdiskusi bersama dengan metode analisa konflik untuk menganalisa kemungkinan-kemungkinan penyebab konflik dan sumber utamanya, yang kemudian hasilnya akan dirumuskan bersama untuk melakukan pencegahan dan berbagai langkah tindakan preventif lain untuk penghentian potensi konflik, ungkap Hasrul Edyar.
Disamping itu kegiatan Festival Pranata Adat dan Budaya di Kabupaten Lombok Barat ini juga menampilkan kegiatan seperti ritual Sorong Serah Aji Krame, Tari Peresean, Tari Perang Topat, Rebaq Jangkih. Selain dilakukannya Ikrar Perdamaian oleh seluruh tamu yang hadir. Tak ketinggalan hadirnya pameran produk unggulan masyarakat Kabupaten Lombok Barat.
Melalui rangkaian kegiatan ini, diharapkan akan memperat kohesi sosial pada akar rumput masyarakat untuk merawat dan terus berkomitmen pada kondisi perdamaian, tutup Hasrul Edyar.
(Teguh Hermawan, Kasubdit PDPK Wilayah III